26 Maret 2008

Prestasi Kinerja Askes (2000-2007)

Pro: Jamkesmas

Oleh Dr Johny Weol STh PhD*

“ORANG Indonesia menderita tapi bahagia” (Cover Intisari Maret 2008), “Menuju Universal Coverage jaminan kesehatan” (Buletin Info Askes 2007), “Askeskin (Jamkesmas) dewa penolong kaum papa” (Media Asuransi Nov 2007), “PT Askes tidak hanya mengurus Askeskin” (MA Nov 2007). “PT Askes masuk sepuluh BUMN terbaik Indonesia” (Majalah BUMN, Januari 2008), “PT Askes masuk ranking 8 best 50 BUMN dan peringkat 1 asuransi Indonesia dari 8 asuransi terbaik” (majalah Investor, Desember 2007).
Melihat data di atas, ternyata PT Askes bisa dikatakan ‘Best Of The Best’ asuransi di Indonesia. Sebenarnya banyak tidak mengetahui bahwa Direksi plus Presiden Direktur (waktu itu dipimpin Dr Orie Andari Sutadji MBA sebagai Dirut) telah mengukir prestasi segudang. Terbukti pada memori jabatan Direksi dan Komisaris PT Askes (Persero) masa bakti 2000-2005 ‘Meretas Jalan Menuju Pertumbuhan’ yang melapor ‘mereka menilai kami’ yaitu sejak 1992 PT Askes (Persero) 13 kali berturut-turut memperoleh penilaian dari auditor independent ‘sehat dan sehat sekali’ dengan predikat ‘wajar tanpa pengecualian’. Tahun 2002 -The best insurance award (social insurance category) according to investor magazine - the most trusted in health insurance-majalah kapital bekerjasama dengan MARS, Indonesia, Insurance Board, (DAI), The Best Own Company Investor, Piagam Citra. Pelayanan prima cabang Medan dan seterusnya dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Pada 2003 -The Best Insurance Award, Investor The Best Own Company, Investor Indonesia Best Brand Award 2003 dari MARS majalah SWA dan Swaranet. Pada 2004 -The Best BUMN in Financial Sector, Indonesia Best Brand, BUMN terbaik 2004, investor 10 besar BUMN penyumbang laba, Nomenee CEO BUMN Award. Pada 2005 -The International Arch of Europa Quality and Technology Award in The Gold Category in Frankfurt Germany, Golden Brand Award setelah menang tiga kali berturut-turut (2003-2004-2005). Semua penghargaan di atas (masih banyak tidak ditulis) menjadikan PT Askes berkinerja kerja ‘Best of the best’ dalam profesionalisme dan pelayanan masyarakat luas. Harus memberi pelayanan prima serta perlu pembelajaran berkelanjutan pada individu karyawan dan perusahaan. Juga karyawan aktif meningkatkan pengetahuan juga budaya belajar, budaya diskusi ilmiah dan empiris, serta ikut pendidikan dengan fasilitas individu plus perusahaan, sedang perusahaan wajib beri dukungan kepada karyawan, juga ciptakan lingkungan yang kondusif, ditingkatkan fasilitas termasuk memberi apresiasi kepada karyawan yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Sementara pemerintah mempunyai rencana strategis BUMN 2008 yaitu 28 go public, 6 holding company, 7 merger, 0 likuidasi.
Tentu ada yang pesimis tetapi Menteri BUMN tetap optimis. Bakal ada 27 BUMN dan satu perusahaan diusulkan untuk diprivatisasi melalui metode penawaran saham perdana (Initial Public Offering) IPO atau mitra strategis, perlu mendengar keterangan Menteri BUMN Sofyan Djalil (yang oleh Majalah Globe September 2007 pada cover depan, ditulis Standing tall Sofyan Djalil $62 Billion total (Revenues) mengatakan: jangan menjelaskan kepada publik seolah kita menjual aset negara. Tapi yang penting adalah bagaimana kita memberdayakan aset negara melalui privatisasi itu, sedang program privatisasi itu tahun 2007 (+ divestasi) telah menyetor Rp3,1 triliun (targetnya 4,7 triliun). Pada 2008, setoran ke APBN hanya 1,5 triliun yakin dipenuhi sementara target laba 120 triliun. Sementara Askes akan menuju Universal Coverage jaminan kesehatan. (lihat UUD 1945 pasal 34 ayat 2 dan UU No. 40/2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional). Perlu diketahui, esensi program Askeskin sebenarnya masih bersifat bantuan (Social Asisstance) yang sekarang sudah diubah menjadi Jamkesmas, sehingga kelangsungannya perlu dukungan regulasi dan kesisteman yang mantap. Perlu juga dipikirkan ‘Road Map Universal Coverage’. Dan diharapkan dalam kuran waktu 20 tahun Universal Coverage dapat tercapai. Lalu untuk kelangsungan program Askeskin perlu dilakukan evaluasi dan mencari jalan keluar dari berbagai masalah yang timbul. Pemerintah memerankan ‘Steering rather than rowing’ sementara PT Askes selaku penerima premi dan pelaksana pembayaran klaim berperan dalam ‘Rowing’ petunjuk teknis kesehatan masyarakat mengganti Askeskin dana turun sebesar Rp540 M di 842 rumah sakit. Tersedia pula tim verifikator independen, bukan PT Askes lagi (terdiri atas tiga bagian yaitu, administratif, keuangan, dan medik sebanyak 2664 verifikator untuk satu kabupaten/kota tujuh tim. Jamkesmas langsung ditransfer dari Kantor Pusat Kas Negara (KPKN) ke rekening setiap rumah sakit (Askeskin via PT. Askes ke RS). Kita doakan agar PT Askes Dr Gede Subawa dengan pembayaran 2204 karyawan + 1825 tenaga kerja terbatas, 12 kepala regional, 91 kantor cabang, 204 Askes kabupaten/kota, akan sukses dan menjadi asuransi terbesar di Indonesia tercapai (seperti yang diharapkan oleh Menteri BUMN). Tentu apalagi jika pegawai-pegawai BUMN menjadi nasabah Askes sudah harus dipikirkan Askes menjadi satu departemen, juga langsung dibawahi oleh presiden.
(Salam hormat untuk Ibu Orie yang memimpin Askes dua periode dengan prestasi dan wellcome Bpk Gede Subawa menjadikan Askes ‘The Best of The Best’ di Indonesia. (#)

*Forum Peduli Askes Manado, Ketua Forum Buku, Dosen S3