Oleh Dr Ir Sonny Warokka
(Peneliti Madya pada Balitka;
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALITKA)
BERDASARKAN laporan masyarakat dan Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara melalui pemberitaan di media massa bahwa penyakit busuk pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora makin berkembang dan menyerang kelapa di 5 kabupaten yaitu Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Kota Tomohon, dan Bolaang Mongondow.
Untuk menekan berkembang penyakit ini beberapa hal sudah dan sedang dilakukan identifikasi oleh Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado seperti mekanisme penularan penyakit, faktor-faktor yang menunjang berkembangnya penyakit, kultivar kelapa yang tahan maupun peka, operasional pengendalian di lapang.
MEKANISME PENYEBARAN PENYAKIT BUSUK PUCUK
Angin
Penularan penyakit busuk pucuk berawal dari pohon yang terserang sebelumnya yang hanya dibiarkan di kebun, kemudian menular ke pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Penularan penyakit sangat cepat dilakukan oleh angin yang membawa spora-spora Phytophthora.
Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros
Di samping oleh angin, agen lain yang turut menularkan spora Phytophthora adalah serangga kumbang kelapa yang dikenal dengan Oryctes rhinoceros. Peranan serangga ini karena biasanya menggerek atau memakan daun pucuk kelapa sampai ke bagian dalamnya baik pada pohon sehat maupun pohon terserang penyakit. Spora-spora Phytophthora biasanya menempel pada bagian tubuh serangga yang kemudian berpindah ke pohon lainnya sehingga mempercepat proses penularan penyakit busuk pucuk.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERLUASAN SERANGAN
PENYAKIT BUSUK PUCUK
FAKTOR PATOGEN
- P. Palmivora tersedia setiap waktu di kebun
- Kemampuan memproduksi bermacam spora seperti: sporangia dan zoospora untuk waktu singkat dan klamidospora dan oospora untuk waktu lama
- Sporulasi yang cepat, 3-5 hari untuk menginfeksi, dan cepat menular pada kondisi lingkungan yang cocok
- Kemampuan bertahan hidup dalam waktu lama
- Spora yang dapat tertular melalui udara, angin dan air
FAKTOR TANAMAN INANG
- Lebih 130 jenis tanaman termasuk kelapa, kakao, lada, dan lain-lain.
- Kelapa Hibrida PB-121 dan Dalam Afrika Barat (WAT) sangat peka
- Kelapa terserang PBP dibiarkan/tidak ditebang
- Kelapa terserang masih dapat diambil buahnya sebelum mati
- Biaya penebangan cukup mahal
- Buah gugur akibat penyakit gugur buah dibiarkan di kebun
FAKTOR LINGKUNGAN
- Curah hujan tinggi
- Kelembaban tinggi
- Kebun sering tergenang air mendorong perkembangan patogen
- Jarak tanam kelapa yang rapat
FAKTOR MANUSIA
- Kemauan dan kemampuan petani melakukan pengendalian belum optimal
- Ketergantungan terhadap bantuan institusi terkait sangat tinggi
- Teknologi pengendalian tidak dimanfaatkan
- Petugas lapangan/penyuluh tidak optimal mendampingi petani dalam pengendalian karena wilayah kerjanya terlalu luas
PENGENDALIAN
KIMIAWI
- Fungisida sistemik (fosetyl-Al, phosphorous acid, folirfos) dengan dosis 40-60 ml/phn/6 bln) diberikan melalui infus akar /injeksi batang.
- Apabila terjadi eksplosi seperti sekarang ini, sekitar pohon terserang diinfus/injeksi batang setiap 2 bulan berturut-turut selama 3 kali, kemudian seterusnya setiap 6 bulan.
KULTUR TEKNIS
- Pembuatan parit drainase untuk mencegah penggenangan air dan mengurangi kelembaban kebun
SANITASI
- Bersamaan waktu panen bersihkan kotoran, sisa-sisa buah dan bunga yg terselip di ketiak daun untuk mengurangi kelembaban
TEBANG DAN BAKAR
- Pohon terserang PBP harus ditebang dan dibakar mahkotanya untuk mengurangi sumber inokulum
- Buah gugur karena PGB harus dikumpulkan dan dibakar karena menjadi sumber inokulum
IDENTIFIKASI KULTIVAR KELAPA
Kultivar Kelapa Tahan Busuk Pucuk
1. Kelapa Dalam Mapanget
2. Kelapa Dalam Sawarna
3. Kelapa Dalam Bali
4. Kelapa Dalam Palu
5. Kelapa Dalam Tenga
6. Kelapa Hibrida GKB x DTE
7. Kelapa Hibrida GRA x DMT
8. Kelapa Genjah Salak (GSK)
9. Kelapa Genjah Raja (GRA)
Kultivar Kelapa Rentan Busuk Pucuk
1. Kelapa Dalam Afrika Barat (WAT)
2. Kelapa Genjah Kuning Nias (GKN)
3. Kelapa Hibrida PB-121
SARAN DAN TINDAK LANJUT
- Harus mengenal gejala BPK
- Apabila ada serangan baru pohon segera ditebang dan bakar mahkota dan lainnya
- Lakukan pengamatan bulanan untuk mengetahui ada tidaknya serangan baru
- Pohon-pohon di sekitarnya diinfus/injeksi dengan fungisida sistemik untuk mencegah penularan
- Perlu difasilitasi bahan kimia/fungisida
- Perlu difasilitasi untuk penebangan pohon terserang
- Pendampingan petugas lapangan saat pengendalian
- Identifikasi ulang Phytophthora penyebab penyakit busuk pucuk mengingat sebelumnya hanya menyerang kelapa Hibrida, sedangkan sekarang ini mulai menyerang kelapa Dalam lokal. Hal ini dimungkinkan dengan terjadinya perubahan strain Phytophthora yang menyerang kelapa.#