19 Januari 2008

‘’SHS For President’’

(Capres Non-Muslim, Non-Jawa, Pertama)

Oleh Johny Weol
(Ketua Forum Buku Sulut, Pengamat Sospolek, Dosen Program Doktor (Ph D) STT Apollos Manado, Tim Ahli Gubernur Sulut)

‘’THE upcoming 2009 World Ocean Summit is included into the united national agenda. North Sulawesi’s name shines. Relying on the seas for the future’’ (Gatra; Bali Mandate Save The Earth Dec 07)
Reaping the Fruits of Brilliant Ideas. (Gatra)
WOC as very importance because of the increasing complexities of marine problems. (SHS Gatra)
Bitung Port and Sam Ratulangi Airport will be a national export terminal with status as cargo consolidation centre (CCC) an a national import terminal with status as cargo distribution centre (CDC).
Siapakah gubernur atau mantan gubernur yang dianggap layak mencalonkan diri sebagai presiden RI dalam pemilu 2009? Sutiyoso 18,9 DKI Jakarta, Sri Sultan HB X 11,0 Yogyakarta, Fauzi Bowo 3,5 DKI Jakarta, Fadel M 2,3 Gorontalo, Teras Narang 0,7 Kalteng, Sinyo Sarundajang 0,7 Sulut, Imam Utomo 0,6 Jatim, M Amin Syam 0,5 Sulsel, Syahrial Oesman 0,4 Sumsel. Jajak Pendapat Kompas, Senin 5 Nopember 2007 (Litbang Kompas).
Sangat menarik membaca nama gubernur Sulut yang satu-satunya Kristen muncul dalam jajak pendapat tersebut. Karena jelas pintu Kristen capres sepertinya tertutup rapat, pada era Dr Sam Ratulangi sekalipun. Bahkan posisi wakil presidenpun terlihat masih belum masuk hitungan untuk ditempati umat Kristiani. Jangan lupa responden jajak pendapat berdomisili di Jakarta, Yogya, Surabaya, Medan, Padang, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Manado, Jayapura. Walaupun jajak ini tidak dimaksud untuk mewakili pendapat seluruh masyarakat negeri ini, tetapi toh tentu membanggakan rakyat bumi nyiur melambai, apalagi Tou Minahasa yang mayoritas Kristiani. SHS tidak mencalonkan diri sendiri menjadi presiden, tetapi terpilih melalui jajak pendapat. Seperti hukum tidak tertulis, walaupun sesuai sikon di republik ini; presidennyapun pasti Jawa dan Muslim. Sama pastinya dengan presiden AS, PM Australia yang Kristen dan PM India yang mesti Hindu, inilah hukum sikon dunia. Tentu responden tidak begitu saja memilih gubernur tercinta Sulut ini jadi capres. Memang Sinyo Sarundajang sudah dikenal publik nasional dengan seabrek posisi seperti pernah menjadi: Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Strategi (2000), Pejabat Gubernur Maluku Utara (2000), Inspektur Jendral Departemen Dalam Negeri (2001-2005), Pejabat Gubernur Maluku (2002) plus menjadi Gubernur Sulut Pertama yang dipilih oleh rakyat secara langsung dan tentu pula dengan World Ocean Conference (2009) membuatnya makin kinclong bersinar di Indonesia bahkan internasional.
Jebolan KSA Lemhanas (2000) ini pun serius menangani WOC sebelum jajak pendapat di atas, apalagi setelahnya. Ini ajang ‘’now or never’’ bagi kita sekarang. Suami tercinta Deitje Sarundajang-Laoh Tambuwun juga penuh penghargaan. Di antaranya: 21st Century Award for An. Achievement of International Biographical Center of Cambridge England, The Governor’s Award (2004), Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama (2004), Who’s Who in The World Twentieth Edition (2003).
SHS juga berniat membangun Sulut menjadi provinsi yang berbudaya, berdaya saing dan sejahtera. Plus anti KKN. Bila WOC, yang sudah jadi milik NKRI sukses maka jelas sekali Sulut bakal menjadi pusat kerjasama Coral Triangle Initiative (CTI) yang rencananya akan dideklarasikan pada puncak WOC-2009 di Manado, melibatkan tujuh negara. Singkatnya, dunia global masuk melihat Manado-Sulut via WOC tanpa biaya Sulut, tapi APBN, dibanding Sulut berpromosi ke puluhan negara dengan biaya miliaran dan biaya sendiri plus APBD. Manado dikenal dan Manado dicintai dunia. Peluang investasi masuk dengan mudah. Kita semua angkat topi kepada gubernur yang dipilih rakyat serta disumpah dan diurapi sebagai gubernur Sulut pada waktu pelantikan. Umat beragamapun se-Sulut mengamini, mengakuinya sebagai pemimpin untuk lima tahun ke depan, serta mendukung policy-nya.
SHS maju dengan 5 program utama dalam kegiatan pemerintahan dan 10 kebijakan operasionalnya yang menawan di Sulut yang berduet dengan FH Sualang yang juga berjuang mengabdi untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pasangan yang harmonis milik Sulut. Positioning Sulut sebagai tujuan wisatapun, telah dipersiapkan menyusul pembenahan objek wisata, infrastruktur pendukung dan sarana akomodasi klop dengan WOC sebagai konferensi internasional. Tampak setahun terakhir, geliat ekonomi Sulut berkembang positif PDRB Sulut dari 7,30 T (2006) meningkat 21.50 T (2007). Pertumbuhan ekonomi pun tercatat 4,26 persen (2004) ke 4,9 persen (2005), ke 6,16 persen (2006) serta semester pertama 2007 5,87 persen.
Trens ekspor Sulut terus naik 2005-6,54 T, 2006-7,44 T, semester I 2007-4,12 triliun.
Pembangunan sektor industri dan perdagangan adalah triple track strategi yaitu: pro job-propoor-progrowth. Tetap pula dikembangkan setiap potensi kekayaan yang bisa dijadikan komoditi penghasil devisa melalui NRD Cluster (Natural Resource Development). Multiplier effect, dampak ikutan WOC sangat besar. Jelas WOC jadi ajang promosi sekaligus trigger perkembangan Sulut. Jangan lupa, pertumbuhan, pengentasan kemiskinan serta penyediaan lapangan kerja tetap menjadi prioritas SHS. Sulutpun sudah masuk salah satu di antara 10 provinsi yang sudah melaksanakan MICE (Meeting Incentive Convention Exhibition). Sampai Mei 2007 sudah 7000 wisatawan masuk Sulut, The Land of Smiling People. Gegap pembangunan hotel, restoran, pasar belanja, objek wisata tertata menjadikan Sulut memiliki keunggulan komparatif yang tinggi dan belum overloaded seperti Bali. Boulevard Dua dan Convention Hall di Kompleks Boulevard Centre Manado ditargetkan selesai 2008.
Pada 2007 hotel di Manado bertambah lima. Hotel Quality, Hotel Grand Sentral dan sedang dibangun adalah Hotel Sedona, Hotel Manado Beach, Hotel Mercure, dua di jalan Martadinata dan rehab Hotel Paradise Likupang. Tomohon Flower Festival (TFF) 2008 29 Juni - 6 Juli 2008 menyiapkan Tomohon menyongsong Visit Indonesia Year 2008 dan WOC 2009. Juga Sail Bunaken 2009-12-20 Agustus. Tampak Brand Sulut sebagai tujuan wisata semakin kuat, jelas positioning Sulut sebagai tujuan wisata semakin kuat juga. WOC memang kesempatan emas, blessing in diguise, potensi pasar yang sulit dilewatkan begitu saja.
Crash Programme jagungpun punya peran strategis. Mampu serap tenaga kerja, lapangan kerja baru terbuka, sarana cerdaskan anak bangsa. Juga sarana menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui ekspor. Jelas sekali kebutuhan di tanah air sendiri belum tercukupi, masih impor. Sedang di Amerika kebutuhannya belum terpenuhi: kekurangan pasokan 10 juta ton per tahun, ini pasar yang menjanjikan termasuk kerjasama BIMP EAGA digiatkan dengan rapat berkala dan rencana teratur.
Pengembangan komoditas kopra atau kelapa, cengkih, pala, vanili terus dilaksanakan. Tampak sektor pertanian berkembang pesat, tumbuh 6,29 persen (y.o.y) lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Jadi benar kemantapan pencapaian sektor menjamin sustainability. Sampai Agustus 2007, implementasi Otda (otonomi daerah) genap tujuh tahun. Provinsi dari 26 Jadi 33. Kabupaten/kota 300 jadi 458 kabupaten/kota.
Salah satu yang mesti disimak, diteliti jangan kecolongan yaitu memanfaatkan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) sepanjang 200 mil dari batas pantai. Ya memang Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang bisa diperbaharui (renewable resources) ataupun tidak bisa diperbaharui (non-renewable resources). Terlihat eksploitasi emas kuning (emas murni) mulai berkurang depositnya (minyak bumi, gas alam, batubara dan tembaga) sama akan habis depositnya sedang emas hijau (hutan) dijarah secara ilegal oleh petani berdasi (sel: Kasus Adelin Lis) dan kita punya peluang REDD yang kontroversial. Sisanya jelas emas biru (lautan Indonesia) yang masih kecil dimanfaatkan. Kapling laut dengan 18.100 pulau harus efektif-efisien. Emas biru tidak lepas dari WOC-2009. Dua pertiga wilayah kita lautan luas kaya.
Jangan diabaikan perang branding makin menggila. Jadi upaya menggali dan mengoptimalkan potensi daerah. Juga bisa menjadi masukan penting untuk branding. Benar, branding yang tepat, bagus, membuat Sulut tampil lebih attraktif+eksotif dan investor berlomba datang. Indonesiapun negara kepulauan terbesar wilayah laut Indonesia mencapai 5,8 juta kilometer terdiri dari 3,1 juta persegi perairan teritorial dan 2,7 juta kilometer persegi laut ZEE, dan di dalamnya penuh kekayaan ekosistem sangat besar. Pengakuan UNCLOS 82, konvensi yang secara eksplisit mengakui Indonesia negara kepulauan dan luasnya bertambah sekitar 3.000.000 km2 plus kekayaan di dalamnya.
Jadi seluruh kawasan alam Indonesia seluas 8.000.000 km2, dimana 6.000.000 km2 berada di laut, tepatnya di laut dan di dalamnya. Kembali Manado jadi ajang raker setelah deklarasi ‘’Batam’’ yaitu Gubernur Kepri, Babel, NTT, NTB, Maluku, Malut, plus tuan rumah Sinyo Sarundajang Sulut. Terkembanglah TTI (Trade Tourism Investmen) plus menuju ke…WOC (2009). Tampak alokasi dana pemerintah lebih besar ke PSO (Public Service Obligation).
USO (Universal Service Abligation) dana keperintisan, dana khusus dari pemerintah provinsi yang berasal dari PAD. Wilayah perbatasan diarahkan pada outward looking dengan atensi pada security dan prosperity. Sulut sendiri menata, pulau terluar dalam RPJMD (2005-2010).
Tidak salah presiden SBY serius berbicara, gembira menyambut SHS (lihat Gatra Dec 07). WOC mengangkat nama Indonesia di bawah leadership SBY (nasional) dan tentu SHS (regional, penggagas WOC). Jangan heran bila hasil jajak pendapat Kompas Nopember 2007, memilih kandidat SHS, prestasi, profesionalnya dan Kristen plus tou-Minahasa generasi penerus DR Sam Ratulangi. Tipe nasional, internasional, menjadi capres Kristen pertama di Indonesia. Tidak salah lagi. Tepat dan pas. Mari proaktif sambut WOC, doakan terus WOC setiap hari, dalam kebaktian. Sebab manusia berusaha,Tuhan memberkati dan …menentukan. Selamat Hari Ulang Tahun 18 Januari 2008 Kepada Bapak Gubernur tercinta Sulawesi Utara Drs Sinyo Sarundajang. Panjang umur dan sukses melalui WOC 2009. Itulah doa kita bersama. Shalom! Pakatuan Pakalawiren. Amin.#